Wednesday, December 16, 2009

Sop ayam ala buku kuning

Bahan
• Ayam ½ kg, potong sesuai selera
• Kentang 3 buah
• Wortel 2 buah
• Daun seledri 1 batang, iris tipis
• Daun bawang 1 batang, iris tipis
• Tomat 1 buah, iris
• Jeruk nipis ½ buah
• Cabe rawit 3 buah ( boleh lebih sesuai selera)
• Bawang goreng 2 sdm
• Kecap sedang ( tidak terlalu manis tidak terlalu asin) 7 sdm
• Garam & gula secukupnya
• Minyak goreng seperlunya
• Air 1 ½ liter
Bumbu-bumbu
• Jahe 1 ½ cm
• Merica hitam 1 sdt
• Ketumbar 1 sdt
• Kunyit bubuk 1 ½ sdt ( klo pake yang segar cukup 1 cm)
• Pala ¼ btr
• Kemiri 1 buah ( kalau tidak ada kemiri bisa diganti kacang tanah sangrai kira2 10 btr)
• Bawang bombay 1 siung (bisa diganti dengan bawang merah 6 siung ukuran besar)
• Bawang putih 3 siung
Bumbu-bumbu semua di haluskan
Cara membuat
Panaskan minyak, goreng bawang bombay iris kira2 1/8 siung sampai layu masukkan bumbu yang telah dihaluskan sampai matang. Masukkan ayam aduk-aduk beberapa saat kemudian masukkan air biarkan sampai mendidih. Setelah mendidih masukkan kentang dan wortel yang telah dipotong-potong sesuai selera. Sementara itu ulek bawang goreng, cabe rawit, kecap serta garam. Setelah masakan matang masukkan tomat iris, seledri & daun bawang iris serta jeruk nipis, masakan siap di makan bersama sambal kecap yang telah tersedia.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA