Monday, March 26, 2012

Masjid Hasan II (Deux)


Terletak di jantung kota dan di tepi laut Atlantik. Dari jauh kelihatan seolah-olah masjid tersebut terapung dilaut dan memang hampir separuh masjid tersebut berada di laut yang ditimbun. Menurut salah seorang masyarakat setempat, dulunya tempat tersebut adalah laut seluruhnya sebelum ditimbun.Nama masjid tersebut diambil dari nama raja terdahulu yaitu Hasan II. Didisain oleh arsitek berkebangsaan Prancis yang bernama Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues

Konon masjid itu sekarang adalah terbesar kelima didunia setelah dua masjid Haramain di Mekah dan Madinah dan menaranya tertinggi didunia yaitu 210 m (689 ft) .
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 80 dan selesai pada hari ulang tahun ke-60 raja Hasan II pada tahun 1989 namun masjid ini baru di resmikan pada tanggal 30 Agustus 1993. Menurut data pemerintah daerah setempat masjid ini menghabiskan dana sebanyak $800 juta dollar.

Dibutuhkan sebanyak 2500 kuli dan 10.000 seniman untuk membangun masjid ini . Material masjid ini adalah granit, gips, kayu, dan pualam yang keseluruhannya berasal dari Maroko namun tiang-tiangnya dan lampu gantungnya berasal dari Italia.
Masjid ini adalah satu-satunya masjid yang mengizinkan orang non-muslim untuk melihat-lihat. Setiap hari ada saja bus-bus yang rata-rata dari Eropa entah dari Prancis, Italia dan lainnya datang melihat interior masjid tersebut.
Masjid ini juga masjid yang termegah dan termodern yang ada di Maroko.

Didalamnya kita dapat jumpai elevator, keran-keran air panas dan lantai yang anti panas. Disekeliling halamannya kita dapat temui perpustakaan dan universitas. Terdapat berbagai jenis pola mozaik khas Andalus yang disebut juga Zellige atau Zillij yang beraneka ragam. Mozaik tersebut tersusun dari keramik yang di potong menurut pola dan disusun serta dilengketkan pada terakota.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA