"Bumi Allah amatlah luas maka hijrahlah... Jauh berjalan banyak dilihat ..."
Thursday, December 24, 2009
Kursi Maroko
Ada banyak desain kursi tamu yang ada di pasaran, bahkan di Indonesia sendiri ada suatu tempat yang khusus menghasilkan furnitur seperti kursi tamu dari kayu jati, Mahoni, dll yaitu di Jepara. Kita bebas memilih jenis, model serta beragam harga yang tersedia di pasaran. Di Maroko sendiri kursi tamu mempunyai banyak variasi material, baik itu kayunya, kain penutup jok kursi sampai jenis hiasan seperti diukir, tempelan tulang atau dilukis saja tentunya juga dengan harga yang berbeda-beda pula.
Ukuran kursi Maroko (sdader) tidaklah standar artinya kursi itu dibuat berdasarkan ukuran ruang tamu seseorang yang memesannya. Berbentuk memanjang menutupi empat sisi ruangan dipotong jalan masuk dan keluar. Pegangan tangan hanya berada pada dua sisi tepi awal dan akhir kursi didekat jalan keluar dan masuknya saja. Pada dua pojok bagian dalam ditempatkan dua peti persegi yang mempunyai tutup yang bisa dibuka dari atas. Tidak terdapat sandaran badan tetapi sebagai gantinya terdapat banyak bantal yang menutupi seluruh kursi. Terdapat satu buah meja besar yang berbentuk bundar ataupun persegi delapan serta empat buah meja kecil dimasing-masing sudut kursi. Jok yang ada bisa dicopot sesuai keinginan karena hanya berupa kasur kecil memanjang dan biasanya juga dilapisi dengan kain yang bisa dibongkar seperti keberadaan seprai atau jika dijahit mati maka ditempatkanlah busa tipis yang dilapisi kain seperti quilt (selimut musim dingin).
Kursi di negara ini memegang peranan yang sangat vital bagi kehidupan mereka. Betapa tidak kursi bagi mereka adalah tempat menjamu tamu yang datang apalagi disaat digelarnya pesta (perlu diketahui bahwa masyarakat disini tidak bisa duduk dibawah atau lesehan seperti laiknya masyarakat kita). Berfungsi sebagai meja makan, mereka selalu makan bersama-sama dengan piring besar yang sama pula apalagi setiap hari jumat* dan juga tempat tidur. Peti yang ada sebenarnya adalah tempat penyimpanan selimut. Mereka tinggal mengambil bantal yang banyak tersedia di kursi tersebut dan dapat langsung melampiaskan hasrat ngantuknya.
Facebook Badge
The beginning of making this blog
Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.
Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.
Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.
Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.
Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.
Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.
Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.
Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.
Arita Agustina Med HATTA
No comments:
Post a Comment