Wednesday, December 16, 2009

Malam 27 Ramadhan bagi masyarakat Maroko


Bulan ramadan adalah bulan suci umat islam. Kita wajib menghormati dan mengisinya dengan amalan-amalan yang baik. Di mesjid, surau dan di rumah riuh dengan manusia yang bertarawih dan dilanjutkan bertadarus tidak terkecuali di Maroko bumi Andalusia. Mereka menyambutnya dengan tradisi yang unik.

Pada malam ke dua puluh tujuh sehabis menunaikan shalat tarawih, mereka berbondong-bondong pergi keluar bersama segenap keluarganya. Tua muda ikut berpartisipasi memeriahkan malam tersebut. Semua anak-anak di dandani dengan make up dan pakaian adat untuk ke pesta mereka bernama Caftan ( pakaian sejenis gamis yang berhiaskan jalinan benang yang dipilin dan memiliki obi bagi perempuan) yang terbagus. Ada juga yang menyewa pakaian agar terlihat cantik dan gagah. Semua tidak mau ketinggalan. Mereka juga memakai henna (inai) di tangan dan di kaki (hanya bagi perempuan). Anak laki-laki juga tidak ketinggalan. Dengan memakai koleksi Djelaba (pakaian seperti gamis yang berhiaskan jalinan benang yang dipilin) terbagus mereka pun siap unjuk diri. Mereka memenuhi tempat yang merupakan tempat ramai seperti taman kota, dekat air mancur dan pelataran masjid sampai pameran-pameran yang saat itu kebetulan diadakan.

Selesai berjalan-jalan mereka berfoto ke studio yang pada saat itu menyediakan jasa foto malam 27. Ada yang berpose di punggung kuda sampai kursi khusus pengantin. Ritual tersebut baru selesai kira-kira jam 12 malam dan suasana pun menjadi sepi pertanda mereka telah puas menikmati panorama malam dan tidak lupa sudah berfoto juga.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA