Salah satu hari yang di muliakan umat Islam adalah hari raya haji atau Aidul Adha/ Aidul Qurban. Pada saat itu ada hari yang dimana di sebut hari tasyrik. Yaitu pada tanggal 11, 12 sampai 13 Zulhijjah dalam kalender hijriah. Saking di anjurkan untuk di meriahkan, tiga hari tersebut juga diharamkan bagi kita untuk berpuasa. Pada hari itu juga disunatkan menyembelih hewan bagi yang mampu. Hewan yang lazim di sembelih meliputi unta, sapi dan kambing.
Masyarakat Maroko yang berada pada bumi Andaluasia pun melakukan ritual tersebut. Berbeda dengan di Indonesia yang menyembelih hewan jika mampu, di Maroko semua orang tak terkecuali mampu ataupun tidak memaksakan diri untuk menyembelih qurban. Bahkan menurut salah satu koran setempat yang pernah aku baca seorang miskin terpaksa menjual atap rumahnya hanya untuk membeli kambing saja. Jadi ritual menyembelih disini sudah seperti budaya bukan sekedar kewajiban agama saja. Kalau di Indonesia kita menyembelih secara bersama-sama dan setelah itu dibagikan bagi yang tidak mampu, tidak begitu dengan masyarakat disini. Mereka meyembelih sendiri dan memakannya sendiri pula (baca sekeluarga saja) walau ada juga yang memberikan daging buat orang lain juga namun hal itu sangat sedikit di lakukan.
Di Indonesia sapi di potong untuk qurban tujuh orang dan kambing untuk satu orang, hal itu tidak berlaku di Maroko. Mayoritas dari mereka hanya menyembelih kambing saja itupun bagi suatu keluarga bukan dihitung perkepala. Jenis kambing yang lazim mereka sembelih adalah kambing biri-biri (kharup) dan kambing kampung (mais) sementara sapi hanya disembelih bagi minoritas orang yang sangat mampu saja. Harga kambing biri-biri pada hari mendekati qurban adalah 1700 dh sampai 3000 dh sedangkan kambing kampung adalah 700 dh sampai 1500 dh tergantung kilonya dan keadaan kambingnya.
Pada hari-hari menjelang lebaran akan di temui fenomena yang tidak biasa. Semua tanah lapang berubah menjadi pasar kambing begitu juga banyak di temukan pedagang kambing dadakan yang menjual kambing di garasi rumahnya. Selain fenomena tersebut kita juga akan menemukan jasa para pengasah pisau di setiap tempat yang ramai dan mudah dilihat orang, entah itu pasar ataupun di tepi persimpangan jalan juga ada yang mendatangi rumah-rumah sambil membawa alat gerindanya. Para pedagang juga tidak mau ketinggalan mereka menjual alat-alat yang berhubungan dengan perqurbanan seperti pisau sembelih, gergaji tulang, kawat gantungan daging, tali untuk mengikat kambing, arang serta alat untuk memanggang daging. Pada saat itu mereka sibuk berbelanja kebutuhan lebaran. Semua pusat perbelanjaan dipenuhi dengan antrean pembeli. Biasanya mereka membeli alat yang berhubungan dengan lebaran, sembako dan tak ketinggalan coke. Selain teh mereka juga sangat menyukai coke (sungguh sebuah fenomena yang luar biasa).
Selepas shalat Aidul Qurban para kepala rumah tangga bersiap-siap memotong kambingnya sendiri. Kadang-kadang mereka menguliti sendiri atau memanggil orang untuk melakukannya. Biaya menguliti berkisar 50 dh perekor. Setelah itu mereka tidak langsung memasak dagingnya melainkan di gantung dulu baru esoknya di masak. Pada hari pertama mereka hanya memakan jeroannya saja. Pada hari kedua biasanya mereka memanggang daging atau membuat sate yang lazim di sebut brochette. Jangan bayangkan mereka memakai bumbu memanggang sate tersebut seperti yang dilakukan masyarakat kita. Sate hanya di bakar baru setelah itu dimakan bersama ketumbar bubuk (kasbur), jintan bubuk (kamun) dan garam saja. Jenis masakan yang sering dimasak pun berkisar antara tajine (masakan daging dengan bumbu-bumbu tertentu dengan daun ketumbar dan banyak bawang yang dimasak lama sekali) Kalau di Indonesia masakan tersebut setara dengan kedudukan rendang, cotlette (iga kambing yang dipanggang diatas bara api), couscous juga sering dimasak pada hari tersebut (sejenis gandum yang dimasak dengan daging, bumbu dan sayur-mayur). Pada hari itu di jalan-jalan banyak juga di temukan jasa orang yang membersihkan kepala kambing. Hampir tiap meter di temukan usaha dadakan tersebut.
No comments:
Post a Comment