Saturday, December 19, 2009

Layla Murad


Lahir di Cairo pada tanggal 17 Februari 1918. Bapaknya Zaki Murad (Yahudi) merupakan tokoh musik Arab di Mesir dan dari bapaknya pula lah yang membawa Layla Murad bergabung dalam dunia teater untuk pertama kalinya dalam hidupnya pada tahun 1930. Ia merupakan gadis belia (13 tahun) yang bergabung dalam teater RAMSES pada saat itu. Dari situ pula, oleh musisi Gawad Husni diangkat menjadi seorang artis. Puncak kepopuleran Layla Murad adalah pada tahun 1933 ketika menandatangani kontrak bersama Mohammed Abdel Wahab untuk menyanyi pada 10 album. Pada tahun berikutnya ia ambil bagian dalam acara pembukaan Radio Suara Cairo.

Hubungannya dengan Mohamed Abdel Wahab mempengaruhi jiwa seninya khususnya ketika ia tawari untuk membintangi film YAHYA EL HUB (hidup cinta) pada tahun 1937 sekalipun pada saat itu ia ditentang keras oleh produser Mohammed Karem. Sebagaimana untuk pertama kalinya di promosikan menjadi artis yang pada saat itu lagu pertamanya YA MA ARQA ANNASIM (Wahai musim nan sangat indah) diperdengarkan di film tersebut.
Kemudian pada kesempatan selanjutnya produser film TOGO MAZRAHI memilih Layla Murad untuk berperan menjadi Margarette dalam film yang berjudul GADA EL CAMELIA. Banyak artis-artis besar bergabung dalam film tersebut antara lain: FATIMA RUCHDI, ROUZ EL YOUSEP, ZAINAB SIDQI, AMINA RIZQI, dll.

Lagu yang mengorbitkan namanya adalah BETBOSSILI KEDAH LEH (kenapa memandangi saya begitu) ciptaan Mohammed El Qashbi dan MEN YESTARI EL WARDAH MENNI (siapa yang mau beli bunga dari saya) ciptaan El Sanbathi. Layla Murad membintangi sekitar 30 film diantaranya LAYLA BINTUL FUQARA (Layla anak miskin), AL MADHI AL MAJHUL (Masa lalu yang kelam) sedangkan sebagai penyanyi, dia telah menyanyikan 1000 lagu.

Layla Murad kawin dengan actor Anwar Wagdi pada tahun 1946 dan bercerai pada tahun 1953 tampat memiliki anak. Pada tahun 1954 ia kawin untuk kedua kalinya dengan Fatine Abdel Wahab. Perkawinan keduanya membuahkan seorang anak yang bernama Zaki Fatine Abdel Wahab, yang terakhir ini pernah menikahi bintang film kenamaan Mesir yang dijuluki Cinderella Arab (Suad Husni).

Tepat setahun setelah pernikahannya akhirnya Layla Murad mengucapkan dua kalimat shahadat. Perkawinannya ini hanya bertahan selama 13 tahun.
Di puncak kepopulerannya Layla Murad memilih mundur dari dunia tarik suara dan film yang telah membesarkan namanya untuk hidup tenang di rumahnya yang berada di daerah elite Cairo (El Qasr El Eini). Akhirnya pada tanggal 21 Nopember 1995 pada umur 77 tahun ia meninggal.


Beberapa Aktingnya

Salah satu film yang dibintanginya
http://www.youtube.com/watch?v=QzWJ4d_vwVw&feature=PlayList&p=C2848F79E890B155&playnext=1&playnext_from=PL&index=1
Source: Majalah Al Musyahid BBC London thn 1995

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA