Tuesday, January 19, 2010

Satu hari di dua negara


Sebenarnya hal ini sudah lama berlalu sekitar empat tahun yang lalu tapi kemarin ketika aku bercerita dengan suamiku akhirnya aku teringat lagi dan berencana mendokumentasikan cerita ini. Seperti yang pernah aku tuliskan bahwa aku pernah bekerja di Qatar padahal saat itu aku hanya berencana tinggal selama enam bulan saja jadi otomatis visa pun hanya diurus untuk tinggal selama enam bulan saja tidak lebih.

Semua jadi berubah semenjak aku di terima bekerja ketika baru tiga bulan tinggal di sana. Ayah dan ibu tidak ingin kesempatan kerjaku melayang begitu saja. Mereka mengurus perpanjangan izin tinggalku. Peraturan keimigrasian Qatar sangatlah ketat konon seorang temanku yang melebihi izin tinggalnya disana dikenakan charge 200 QR sehari (bener-benar bikin bangkrut).

Diputuskan bahwa aku akan keluar dari Qatar sebentar saja kemudian masuk lagi sehingga aku mendapatkan izin tinggal otomatis selama satu bulan jadi akan ada waktu untuk orangtuaku mengurus izin tinggal yang sebenarnya alias resident permit. Waktu itu aku kerja masuk siang yaitu jam tiga sore jadi orangtuaku berencana untuk mengeluarkan aku ke negara terdekat yaitu Bahrain pada jam sembilan pagi. Aku tidak akan berlama-lama di Bahrain melainkan hanya di bandara saja demi mendapatkan cap keluar Qatar dan direncanakan hanya sekitar 25 menit saja disana serta kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke Qatar.

Sesampainya disana aku langsung cepat-cepat mencari gate keberangkatan yang sudah tertulis di boarding passku setelah sebelumnya tak lupa singgah ke duty free untuk membeli kenang-kenangan khas Bahrain untuk ibuku. Beliau kebetulan sedang mengoleksi benda-benda yang berbau luar negeri seperti miniatur gelas. Ketika sampai di gate aku hanya melihat sedikit orang yang menunggu pesawat ke Qatar kembali dan mereka semuanya kelihatan tenang-tenang saja padahal jam berangkat tinggal sebentar lagi. Aku beranikan untuk bertanya kepada seorang wanita yang duduk disebelahku akan kemana dia. Betapa terkejutnya aku ketika dia berkata akan ke Beirut (ibukotanya Libanon red). Paniklah aku dan segera bertanya kepada petugas bandara. Mereka lalu mengantarkan aku ke tempat check in dan langsung ke depan pintu pesawat. Ternyata tanpa sepengetahuanku gate keberangkatan telah diganti jadi tidak sesuai dengan yang tertulis di boarding pass dan aku dengan bodohnya tidak melihat pengumuman lagi.

Uniknya pesawat yang aku tumpangi untuk pergi dan kembali lagi adalah pesawat yang sama, bahkan pramugarinya saja menyapa aku dan berkata ‘’nice to meet you again’’hehehehe. Tidak sampai satu jam akhirnya aku sudah menginjakkan kaki lagi di Qatar dengan selamat dan tepat pada pukul tiga aku langsung pergi ke kantorku dan bekerja seperti tidak ada yang terjadi. Oh…thanks pada penemu pesawat yang membuat perjalanan semakin singkat.


source pic; http://conanzedo.files.wordpress.com/2008/07/pic01.jpg

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA