Saturday, January 16, 2010

Ibn Batuta


bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn Abdullah Al Lawati Al Tanji Ibn Battuta. Beliau adalah seorang penjelajah muslim asal Maroko beraliran Sunni Maliki yang juga seorang pelajar yang telah mengarungi benua Afrika, Asia dan Eropa. Beliau dilahirkan pada tanggal 25 Februari 1304 di kota Tanjier, Maroko yang pada masa itu di perintah oleh dinasti Marinid. Beliau memulai perjalannya yang sangat bersejarah itu pada umur yang masih sangat muda yaitu 22 tahun (jika dihitung dari penanggalan tahun Hijriah atau 21 tahun 4 bulan jika memakai penanggalan Masehi). Pada saat itu beliau berkeinginan untuk berhaji serta mengunjungi makan Rasulullah SAW di Madinah. Perjalanannya ke tanah suci sendiri sebenarnya hanya memakan waktu 16 bulan namun beliau baru kembali ke kampung kelahirannya setelah 24 tahun kemudian.

Perjalanannya dimulai pada hari Kamis tanggal 2 Rajab 725 H atau 14 Juni 1325 Masehi. Ketika itu beliau berpergian sendiri tanpa ada seorangpun teman yang menemaninya maupun pesta perpisahan. Sebenarnya pada saat itu sangat berat baginya untuk pergi meninggalkan negrinya, orangtuanya maupun teman-temannya namun keinginan yang kuat untuk mengunjungi tempat suci tersebut sudah tidak terbendung lagi.
Perjalananya ke Mekah di mulai dengan perjalanan darat melintasi kesultanan Abd al-Wadid dan Hafsid di Afrika utara. Rutenya melintasi Tlemcen, Béjaïa baru kemudian ke Tunis dimana dia tinggal disana selama dua bulan. Di daerah yang bernama Sfax akhirnya Ibn Batuta mengakhiri masa lajangnya.

Pada awal musim semi pada tahun 1326, setelah beliau menempuh perjalanan lebih dari 3,500 km (2,200 mil) beliau tiba di pelabuhan Alexandria bagian dari imperium Bahri Mamluk. Disana dia menghabiskan waktu selama beberapa bulan mengunjungi tempat-tempat sampai ke Cairo yaitu kota terpenting dan terbesar dari kerajaan Mamluk, disana beliau tinggal selama sebulan. Ada tiga rute yang biasanya dilalui orang yang hendak berhaji dan Ibn Batuta memilih untuk melintasi sungai Nil menuju pelabuhan laut Merah yaitu Aydhab namun ketika mendekati kotanya beliau terpaksa kembali lagi ke Cairo di karenakan ada pemberontakan yang terjadi disana.
Sesampainya di Cairo, beliau memilih melewati Damaskus. Setelah menghabiskan satu bulan beRamadan di sana akhirnya beliau melanjutkan perjalanannya ke Madinah dengan bergabung dengan kelompok caravan langsung ke makam Rasulullah SAW. Setelah empat hari berlalu, beliau kemudian melanjutkan perjalanan ke Mekah. Setelah menuntaskan hajinya beliau memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menjelajah tempat-tempat diberbagai belahan dunia lainya.


Selama hidupnya beliau telah menjelajah hampir 75,000 mil, berikut ini adalah tempat-tempat yang beliau kunjungi:

Maroko, Aljazahir dan Tunis
•Tangier (dimulai dari sini yaitu kota kelahirannya yang berada pada bagian utara Maroko)
•Fes
•Marrakech
•Tlemcen (Tilimsan)
•Miliana
•Aljazahir
•Pegunungan Djurdjura
•Béjaïa
•Constantine – disebut juga Qusantînah.
•Annaba – disebut juga Bona.
•Tunis.
•Sousse – disebut juga Susah.
•Sfax, disini beliau pertama kalinya menikah.
•Gabès

Libya
•Tripoli

Imperium Mamluk
•Cairo
•Alexandria
•Yerusalem
•Bethlehem
•Hebron
•Damaskus
•Latakia
•Mesir
•Syria

Semenanjung Arabia
•Madinah
•Jeddah
•Mekah.
•Rabigh
•Oman
•Dhofar
•Bahrain
•Al-Hasa
•Selat Hormuz
•Yaman

Imperium Byzantium dan Eropa timur
•Konya
•Antalya
•Bulgaria
•Azov
•Kazan
•Sungai Volga
•Kontatinopel

Pakistan dan Asia
•Punjab
•Khwarezm and Khorasan (sekarang Uzbekistan,Tajikistan, Iran bagian timur dan Afghanistan)
•Bukhara dan Samarqand
•Pashtun wilayah Afghanistan timur dan Pakistan)

India and Bangladesh
•Delhi
•Uttar Pradesh
•Deccan
•Laut Konkan
•Kozhikode
•Malabar
•Pantai Coromandel - di India.
•Bengal sekarang Bangladesh dan Bengal barat
•Sungai Brahmaputra di Bangladesh.
•Sungai Meghna dekat Dhaka
•Sylhet

China
•Quanzhou – beliau menyebutnya kota keledai di dalam bukunya
•Hangzhou — Ibn Battuta menyebutnya "Madinat Alkhansa" didalam bukunya. Dia juga menyebutkan kota yang terbesar didunia saat itu, dia menghabiskan tiga hari menelusuri kota tersebut.
•Beijing

Tempat lainnya di Asia
•Burma (Myanmar)
•Maldives
•Sri Lanka – dikenal oleh orang Arab saat itu dengan sebutan Serendip.
•Sumatra
•Semenanjung Malay - Malaysia
•Philippines - Ibn Battuta mengunjungi kerajaan Sultan Tawalisi, Tawi-Tawi

Somalia and East Africa
•Mogadishu
•Berbera
•Kilwa
•Mombasa

Mali Afrika barat
•Timbuktu
•Gao
•Takedda

Mauritania
•Oualata (Walata)

Akhirnya pada tahun 1368 atau 1369, Ibn Batuta menghembuskan nafas terakhirnya di kota kelahirannya, Tanjier, Moroko

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Battuta and Internet Medieval Source Book
Pic from: http://www.jerusalem-pedibus.net/images/common/mpibvoya.jpg http://commons.wikimedia.org/wiki/File:IbnBattuta.jpg

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA