Monday, January 11, 2010

Tour Hasan


Merupakan komplek pemakaman raja-raja Maroko dari dinasti Alawiyyin yang memerintah sekarang. Terletak di jantung kota Rabat. Didalamnya hanya terdapat makam raja Mohammed V yang wafat pada tahun 60an, raja Hasan II yang wafat pada tahun 1997 dan Amir Abdullah yang merupakan adik kandung dari raja Hassan II.

Masih di dalam area makam tersebut, terdapat Masjid, menara dan banyak tiang-tiang yang semula direncanakan sebagai pelebaran masjid tersebut tetapi entah kenapa tidak jadi dibangun serta dikelilingin benteng yang sudah tinggal sisa-sisa termakan waktu yang masih tetap dilestarikan sampai sekarang.

Untuk masuk kedalam area komplek tersebut sama sekali tidak dikenakan biaya apa-apa seperti laiknya masuk ke tempat bersejarah lainnya tetapi khusus bagian makam masyarakat umum hanya diperkenankan untuk melihat dari atas saja sementara keberadaan makam tersebut di basement yang dijaga dengan pengawal khusus. Ada seorang qari terus-menerus melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Makam tersebut hanya boleh dimasuki oleh orang tertentu saja dan waktu yang tertentu juga seperti peringatan hari wafatnya raja yang dimakamkan disana.

Bangunan makam berbentuk bujur sangkar tersebut lebih tinggi dari masjid yang berdempetan letaknya. Atapnya berbentuk piramid yang terbuat dari genteng pilihan berwarna hijau berhiaskan ornamen khas Andalusia. Di pilar pintu masuk terdapat seorang pengawal bangunan tersebut yang mengenakan pakaian berwarna merah dengan topi hijau dan putih yang membawa senapan. Lantai makam tersebut berlapiskan pualam nomor satu berwarna abu-abu mengkilap. Terdapat beberapa lampu chandelier plus gypsum yang menghiasi makam tersebut. Di pinggir terdapat beberapa bendera Maroko, tempat dupa dan pembatas jalan yang berwarna emas. Dindingnya semua dilapisi keramik yang dibentuk mozaik khas Andalusia. Perlu diketahui mozaik itu dibikin dari keramik yang sengaja dipotong satu-satu beraneka warna dan disusun seperti laiknya kita menyusun puzzle yang dominan berwarna biru.
Belum cukup sampai disitu saja jika kita melihat keatas langit-langit makam, maka terlihatlah hiasan berwarna emas yang menghiasi seluruh langit-langit makam tersebut, sungguh sangat megah.


Berpose dengan pengawal didepan gerbang makam



Benteng yang sudah tua termakan waktu


Makam dan masjid dari kejauhan


Tiang-tiang



Kubah makam

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA