Monday, September 9, 2013

Homesick edisi Marrakesh plus travelling murah ala kami



Waktu ditawari seorang teman untuk melihat-lihat tempat pameran di Marrakech dan karena perjalanan tidak makan waktu seharian maka kami pikir ah.... tak ada salahnya mencoba toh ini hanya survey belaka. Kamipun membawa pakaian ganti seadanya serta barang pameran ala kadarnya bahkan aku masih meninggalkan jemuran yang belum diangkat dirumah. Saat itu musim panas di Maroko dan menjadi surga bagi para pengejar pameran. Memang keinginan ikut juga karena aku belum pernah ke Marrakesh maka kami mantapkan ikut saja. Sesampainya disana ternyata barang pameran belum di tata dan harus dipindahkan maka kami plus teman bekerja memindahkan barang yang ternyata makan waktu seharian.

Selesai pameran hari pertama barulah kami berfikir untuk mencari tempat penginapan ala kadarnya yah..... sukur-sukur dapat hotel murah atau pergi ketempat teman yang juga bermukim di daerah tersebut namun pikiran itu segera kami singkirkan mengingat tidak cukupnya uang dan teman yang di kota itu ternyata perempuan yang ga’ mungkin menampung kami suami isteri. Baliklah kami dengan langkah gontai ke dalam pameran tersebut dan mencari panitia untuk meminta izin menginap di dalamnya apalagi diluar saat itu hujan lumaya deras, tak ada pilihan lain bagi kami.

Didalam lapak ternyata sudah ada kasur, alat masak sederhana, buta gas (tabung gas mini) ala Maroko dan tak makan waktu lama kami segera tertidur karena kecapaian. Esok harinya sambil menunggu teman yang tak kunjung datang juga maka kami mamfaatkan untuk muter-muter lokasi pameran sembari cari inspirasi maklum pameran baru akan di mualai sore hari. Saat itu tidak ada pikiran ternyata hari itupun kami harus menginap lagi.

Hal yang paling kutakutkan adalah perut Indonesiaku ini yang tidak bisa makan selain nasi untuk menghilangkan lapar tapi ajaibnya selama disana saya bisa tahan makan roti isi mortadella, telur dan susu selama seminggu berturut-turut.

Apa selama seminggu itu kami menginap di lokasi pameran? Yup karena lokasi yang cukup jauh dan tidak adanya bus maka kami mau tak mau harus menginap di tempat tersebut, malamnya kami jualan dan siangnya kami muter-muter keliling Marrakesh yang pada saat itu panasnya nauzubillah. Baru keluar sebentar maka langsung keluar keringat layaknya sauna saja.

Mandi sederhana alias siram-siram seadanya kami lakukan didalam tempat pameran (tempat jualan) beruntung alasnya kayu yang berpori-pori.  Toilet yang ada tidak mungkin kami mamfaatkan karena jika siang ramai dan tidak ada penerangan dikala malam. Kami hanya memakai pakaian yang itu-itu saja untung saya membawa baju ganti (daster tidur) yang nyaman dan tertutup. Pada malam harinya kami membakar dupa untuk menutupi hawa-hawa yang tidak sedap (hehhehe) benar-benar tidak ada pilihan bagi kami, daruratlah pokonya. Meninggalkan lokasi untuk tidur ditempat lain bukanlah option yang baik karena kami juga harus menjaga keamanan barang jualan.

Keesokan harinya kami memulai petualangan menjelajahi Marrakesh yaitu ke Djema El Afna yaitu pasar tradiasional masyarakat yang kabarnya sangat ramai di kala malam hari. Bermacam-macam benda dapat ditemukan disana dan berjenis-jenis aliran sulap bisa kita tonton yang anehnya semua ramai pengunjung. Dikarenakan siang maka tidak adalah hal yang kami ingin lihat segeralah kami pergi ke Masjid terdekat Koutubia yaitu Masjid tertua di Marrakesh yang sangat indah.  

Hari kedua kami pergi ketaman yang bernama Jardine Menara di daerah seputaran Guelliz. Tempat tersebut adalah kebun buah zaitun yang sudah berusia ratusan bahkan kabarnya ada yang ribuan tahun. Seperti katanya buah zaitun itu tahan lama dan mampu bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan sudah mati batangnya dapat menumbuhkan tunasnya kembali, subhanallah. Di taman tersebut kami temukan atribun yang ternyata tempat melihat-lihat pohon zaitun dan pohon kurma yang banyak ditanam disana. Ditengah-tengah atribun ada kolam besar yang saya tidak tau ada ikannya atau tidak. Tepat di depan kolam ada villa indah yang sayangnya tidak dibuka pada saat itu yang kabarnya milik penguasa pada saat itu. Banyak orang yang menawarkan menunggang unta dengan banyaran tertentu disana. Setelah mutar-mutar dan minum maka kamipun pulang ke pameran berharap ketemu teman yang akan menjemput kami.

Malang berkata ternyata teman yang dinanti tak datang maka kami tetap berjualan seperti biasa dan cuma bisa berharap ini yang paling baik bagi kami seraya berplanning akan ke Jardine Majorelle esok harinya.

Dengan menaiki taxi kami hanya berkata ke Jardine Majorelle pak! Wah ternyata bapaknya salah paham dikiranya hotel yang namanya Majorelle juga terpaksalah kami jalan kaki sampe agak nyasar tapi untung juga ketemu taman yang dimaksud tersebut. Didalamnya dapat dijumpai banyak jenis kaktus dari berbagai benua koleksi Monsiour Majorelle. Kami juga menemukan makam desainer terkenal asal Prancis YSL (Yves Saint Laurent) yang ternyata adalah pemilik jardin tersebut. Pulanglah kami dengan hati plong dan adem berharap kali ini si teman menampakkan batang hidungnya. Ternyata sampai hampir selesai pameran takkunjung datang sementara lapak pameran belum dibayarkan ke panitia. Mualailah kami panik dan mencari alternatif lain untuk pulang. Kami mencoba pulang begitu saja toh lapak dipesan bukan atas nama kami dan barang kami tidak seberapa hanya beberapa kotak kecil saja.Hasilnyapun habis buat makan dan plesir saja. Ternyata rencana kepulangan kami diketahui dan kadung aja kami dilarang pulang serta disuruh menunggu teman kami. Pada malam harinya ternyata syukur Alhamdulillah datang juga teman tersebut dan berjanji membawa kami pulang. Maka dengan menaiki mobilnya kami pada tengah malam langsung dipulangkan ke kota Casablanca dan sampai pada pagi harinya. Walaupun jemuran sudah seperti krupuk yang siap di goreng sambil tersenyum kami tetap bahagia dipulangkan kerumah setelah seminggu. Look at the positive side setidaknya sudah bisa jalan-jalan murah ke Marrakesh. Ah.....syukur tak terhingga pada Allah tak ada tempat yang lebih nyaman selain Home sweet home....:)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA