Melancong kesuatu tempat
rasanya tidak akan memuaskan jika tidak mengitari seluruh tempat-tempat
eksotis, merasakan kuliner masyarakat setempat atau sekedar memanjakan diri
dengan “aroma khas” daerah tersebut.....tentunya semua keinginan ini tidak akan
terpenuhi hanya dengan menghabiskan waktu barang setengah hari saja.....:)
Ketika saya mendapatkan
kesempatan langka untuk berkunjung ke suatu kota di Maroko yang belum pernah
saya datangi sebelumnya tampa pikir panjang biasanya kami akan segera
memutuskan untuk menginap, beruntung jika ada teman yang bisa ditumpangi tapi
jika hal itu tidak memungkinkan kami akan segera check in ke hotel....yah tapi
tentu dengan kemampuan kami sebagai mahasiswa yang pastinya lebih sering bokek
daripada beruang....:)
Tentunya definisi hotel
disini bukanlah seperti hotel kebanyakan berbintang namun bukan pula hotel
“esek-esek” yah tapi cukup decent bagi kami yang ratenya tidak lebih
dari MAD 150/malam. Kebanyakan hotel disini memulai tarif menginap dari jam 12
siang sampai 12 siang esok harinya namun jika anda masuk jam 12 malam maka akan
tetap habis masa menginap dan harus perpanjang tarif jam 12 siang esoknya.
Kebanyakan hotel taraf
melati disini hanya berisikan tempat tidur tampa ada kamar mandi....so let see
the review tentang hotel-hotel di kota yang pernah saya kunjungi...
#Casablanca
Hotel La France
Bertempat di Marche Noire
yang di kelilingi bioskop tua dan banyak kedai-kedai makanan ringan di kiri
kanannya. Tarif menginap disini MAD 150/malam dan anda akan dikenai charge jika
mandi dan menggunakan toilet. Kamarnya terdiri dari kasur ukuran double bed
kecil serta lemari, meja rias dan wastafel kecil.....cukup lumayan bagi kami
yang tidak punya pilihan lain. Bangunannya masih bangunan lama jaman Prancis
yang mungkin belum dipugar serta ubinnya masih menandakan keaslian bangunan
tersebut. Dari meja check in di samping pintu masuk belok kanan maka akan
dijumpai koridor panjang yang dikirinya deretan kamar mandi dan toilet serta di
sebelah kanan adalah jejeran kamar-kamar tidur. Tidak ada breakfast namun
pemandangan dari dalam kamar cukup menghibur kami. Total kami menginap dihotel
ini 2 kali saja.
Hotel Negociant
Ini adalah hotel favorit
kami selama di Maroko, bangunannya cukup baru serta catnya putih dan
keseluruhan pegawainya cukup ramah dan simpatik. Di pojok bawah hotel ini maka
anda akan temukan tempat menonton TV yang biasanya cukup rame menjelang makan
siang dan makan malam. Masih sama dengan hotel yang diatas bahwa sarapan tidak
ada dan kamar mandi serta toilet terpisah dari kamar namun tidak ada extra
charge jika menggunakannya. Fasilitas air panas tersedia kapanpun. Tepat
disebelah hotel ini ada restaurant yang menjadi favorite kami juga dengan menu
favorit Tajine Viande/ daging sapi (Lahm). Letaknya yang benar-benar dipusat
kota serta aksesnya yang mudah membuat hotel ini selalu menjadi pilihan
pertama. Kamarnya terdiri dari kasur Double bed kecil dengan meja serta lemari.
Tempatnya yang bersih dan dengan kamar yang tersedia banyak membuat hotel ini
jarang sekali berdesak-desakan dengan penghuni kamar lain yang membuatnya
terkesan cukup privasi. Di depan hotel ada pasar tradisional yang sangat bersih
dan ada tempat kulakan bunga-bunga segar yang sangat indah. Hotel
ini jugalah yang menjadi tempat bermalam terakhir kami sebelum meninggalkan
Maroko. Oh ya tarif menginap MAD 150. Total menginap berkali-kali (5 atau
lebih)
#Tetouan
Seperti tulisan yang
sudah-sudah bahwa kota inilah tempat study suamiku dan kota terakhir tempat
kami menghabiskan waktu di Maroko. Daerahnya yang menjadi persilangan benua
Afrika dan Eropa serta kunci masuknya seluruh wisatawan Eropa maka kota ini
cukup unik dan menarik untuk didatangi.
Hotel Principe
Lokasinya yang dekat
dengan terminal bis antar kota serta di pertigaan jalan yang sibuk membuat
hotel ini terasa layak dijadikan pilihan. Tersedianya kamar mandi beserta wc di
setiap kamar membuat hotel ini terasa “mewah” bagi kami. Dua buah ranjang
single bed dan dibatasi meja kecil dengan lemari kecil cukup membuat kami
nyaman berada di hotel ini. Masih dalam bangunan lama yang sudah setengah
dipugar, bercat putih dengan adannya cafe kecil membuat hotel ini sselalu penuh
dikunjungi orang-orang yang ingin melepaskan rileks. Tarifnya MAD 150/malam
cukup layak dengan segala fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Terdapat
banyak kedai-kedai makanan serta restaurant bertebaran di sekeliling hotel.
Dari kaca jendela kita bisa melihat pasar tradisional masyarakat.
Hotel Bilbou
Letaknya sangat strategis
tepat di depan altar istana serta didaerah sibuk yang terlarang untuk kendaraan
bermotor apapun. Pegawai yang mengurusi check in adalah bapak usia 60an yang
berjambang dan berjanggut tebal namun sangat ramah. Tempatnya yang kadung sudah
menjadi strategis tidak lantas membuat sewanya mahal, kami cukup membayar MAD
130 saja per malam. Bangunannya yang masih asli khas Prancis dengan ubin yang
sudah mulai gompal sana-sini tetap tidak menghilangkan ke-eksotisan bangunan
ini. Didalamnya ada lemari tua dengan cermin besar, double bed yang senantiasa
berderik-derik namun cukup empuk serta meja kursi buat sepasang sejoli daaaaaan
bonusnya kamar mandi mungil tampa wc.
Kamarnya cukup besar dengan jendela yang langsung menghadap altar istana
membuat seolah-olah anda terlempar kemasa silam yang menawan. Namun sayang
dikarenakan musim panas dan adanya raja yang berkunjung maka musim panas
terakhir kami tidak bisa menghabiskan waktu disana dengan alasan seluruh kamar
penuh padahal itu adalah bagian dari pengamanan buat raja apalagi kami adalah
“ajnabi” atau warga asing. Total menginap 2 kali saja.
#Martil
Hotel Marhaba
Seperti namanya yang
artinya selamat datang, hotel ini cukup menjanjikan dari perihal pelayanan.
Tarifnya MAD 200/malam dengan kamar yang besar, ruang tamu yang terpisah tembok
serta kamar mandi dan toilet yang berair panas. Dinding ruang tamu kecilnya di
penuhi marmer berhiaskan Zellige (seni mosaik khas Maroko).
Tempat tidur ukuran
double bed, lemari tanam tembok serta beberapa meja serta kursi Maroko (sdader)
yang bersih dan adanya extra selimut membuat hotel ini menjadi pilihan yang
paling sip jika anda membawa keluarga. Letaknya memang kurang sip (pinggir
jalan) dan tidak ada pilihan restaurant dikiri-kanan. Kamar-kamar yang lain
tidak sama dengan yang saya tuturkan diatas. Kamar lainnya biasa yang berisi
double bed sempit, meja kursi dan lemari tampa adanya kamar mandi dan toilet.
Total menginap 2 kali.
#Tanjier
Hotel Miami
Kelelahan dan hampir
tengah malam membuat kami tampa babibu memutuskan check in dihotel ini.
Letaknya yang dekat dengan laut membuat aroma laut masih tercium serta
dikelilingi dengan kedai-kedai makanan yang masih buka sampai tengah malam
membuat hotel ini cukup menjadi pilihan yang lumayan. Pertama kali kami membuka
kamar kami terkejut dengan jumlah tempat tidur yang fantastis, total ada 4
single bed dalam satu kamar serta wastafel kecil. Hal pertama yang dipikirkan
adalah kasur yang mana yang akan kami pilih, hheheh. Ya walaupun cukup sempit
untuk berdua namun hawa musim dingin yang menyerang membuat kami merasa nyaman
untuk berdekatan saja. Didalamnya tidak ada lemari maka kasur yang kosong kami
jadikan tempat menaruh pakaian dan tempat sholat. Keberadaan kamar mandi dan
toilet yang agak jauh membuat kami cukup kerepotan tapi sungguh suatu
pengalaman yang sangat lucu dan membuat saya merasa kangen ingin kembali
menjelajah negeri yang eksotik ini. Tarif menginap MAD 130. Total menginap
hanya sekali saja.
No comments:
Post a Comment