Monday, February 1, 2010

Panas-panas tahi ayam

Wah judulnya jorok banget ya ? bukan-bukan aku tidak akan mendeskripsikan seperti apa tahi ayam itu…ya teksturnya, bentuknya, warnanya bahkan rasanya (ga’ banget deh). Dulu adikku sering mengatakan ungkapan diatas adalah kata-kata yang tepat dan sangat pantas serta match untuk mendeskripsikan tentangku. Bukan-bukan aku bukan produk akhir dari pencernaan ayam tersebut tapi ya…sifatku yang begitu. Misalnya saja saat ini aku tergila-gila (baca candu) dengan DVD. Dalam sehari aku bisa membeli lima DVD sekaligus dan menontonnya saat itu juga sampai mata pedih, padahal minus mataku dah banyak dan kalo bisa jangan sampe tambah lagi deh. Setelah itu bosan dan memutuskan untuk beli lagi tampa mempertimbangkan logika meski saat itu uang di kantong (baca total kekayaan tinggal 30 dh).

Satu DVD seharga 7 dh tetep aja mau beli lagi walaupun harus berkorban cuma makan telur dadar saja. Masa dua bulan berlalu dan koleksi DVDku sudah membumbung tinggi yang kalo di nominalkan ke dirham mencapai 500 dh dan hobiku telah mencapai titik klimaksnya. Alias dah jenuh, bosen dan akhirnya menyesal sendiri. Coba aku punya kontrol yang kuat pasti itu uang dah bisa dimamfaatkan untuk keperluan lain (hiks..hiks). Pernah aku coba bilang ke suami kenapa saat itu ga’ ngelarang aku abis-abisan. Eh tanpa dinyana dia cuma komentar pendek aja yang bikin sebel. “yah…nanti pasti berenti sendiri, kan sifatmu seperti yang diatas (aku masih tidak rela menuliskannya) ntar klo di tahan-tahan juga pasti ngamuk-ngamuk ga’ jelas”. Atau dilain waktu dia berkata “gimana klo itu DVD di barter aja sama DVD yang baru” atau juga dia bilang “coba gelar aja di pinggir jalan untuk di tawarin ke orang-orang yang lewat berapa aja” ( bener-bener bukan solusi dan bikin kesal kan atau mo cari pasal?). Penyesalan memang selalu datang terlambat. Sesuatu yang sudah terjadi tidak bisa kita kembalikan ke keadaan semula.

Nah teman-teman sekarang saya lagi tergila-gila dengan Youtube dan seperti biasa pasti terulang seperti yang sudah-sudah. Suami hanya tersenyum-senyum penuh arti memandang aktivitas istrinya itu. Dalam hati aku berkata jangan-jangan aku begitu juga dengan suami (eh ga’ ding, gila aja!) I still love you n I will always, honey…

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA