Friday, April 6, 2012

Pakaian Tradisional Maroko


Setiap bangsa memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain, salah satu ciri istimewa yang paling mudah dikenal banyak orang adalah busana atau pakaian tradisional. Pada masyarakat Maroko kita mengenal beberapa jenis busana unik yang tidak ditemukan pada bangsa manapun di dunia, seperti: Djellaba, Djabador,  dan Tachita. Masyarakat setempat juga menyebut jenis-jenis b terusana tersebut sebagai "Caftan" (wanita). 

Pada dasarnya, busana itu hanya berupa gamis yang dikenakan baik laki-laki maupun perempuan, memiliki topi yang menyatu dengan gamis pada bagian belakangnya seperti kebanyakan jaket musim dingin atau pakaian hujan. Adapun pakaian-pakaian tradisional masyarakat Maroko tersebut dapat dikasifikasikan sebagai berikut:

  1. Djellaba, adalah pakaian sehari-hari masyarakat ini yang digunakan disegala kesempatan, baik saat pergi ke pasar, ke hammam dan dirumah-rumah. Semua pakaian ini memiliki seni pilinan benang yang mempunyai corak dan warna tertentu yang sangat indah dan dilekatkan diujung pakaian tersebut juga berfungsi sebagai kancing. 
  2. Djabador, adalah sejenis djellaba namun berupa pakaian two pieces yang terdiri dari celana dan baju atasan yang sangat panjang hingga menutup betis. Biasa dikenakan oleh para wanita yang belum menikah atau masih muda. Djabador juga bisa di pakai oleh laki-laki, namun dengan motif dan model yang berbeda pula. 
  3. Tachita, adalah pakaian resmi bagi masyarakat Maroko yang biasanya digunakan bila ke pesta, pernikahan serta pertemuan-pertemuan penting keluarga. Terlihat di pesta-pesta diistana yang sering penulis lihat di tv setiap anggota keluarga istana menggunakan tachita. Tachita berupa djellaba two pieces atau tree pieces yang sangat gemerlapan dan harganya pun sangat mahal. Berwarna cerah dan dihiasi pilinan benang khas masyarakat, manik-manik serta mote. 
Tachita mempunyai obi yang dihiasi pilinan benang serta sangat panjang hingga menjuntai kelantai. 
Ada lagi pakaian special yang biasa digunakan wanita sahara yang biasanya bermukim didaerah gurun sahara yaitu Malhafa. Berupa kain yang panjangnya mencapai empat meter serta dililitkan dibagian badan sampai kepala. 
Adapun busana bagi laki-laki di Maroko ada beberapa jenis juga tergantung dari daerah dan adat setempa, seperti: 
  1. Gandora, terdapat dua macam gandora bagi laki-laki Maroko, yaitu berupa djellaba yang tidak memiliki topi dibelakangnya dan terbuat dari kain sejenis wol dan linen dan juga tidak berlengan panjang. Ada pula satu jenis gandora lain namun hanya dikenakan oleh laki-laki yang berasal dari Sahara. Perbedaannya hanya pada ornamen/ hiasan didadanya saja, serta warnanya dan biasanya laki-laki Sahara juga mengenakan tutup kepala yang bernama sorban. 
  2. Burnoose atau Selham, adalah pakaian luar pelengkap penampilan seorang laki-laki dan juga sebagai pelindung dingin bagi mereka. Terbuat dari wol atau katun serta memiliki topi dan biasanya dikenakan oleh suku Barbar dan Arab. 
Selain busana berupa gamis dan celana, masyarakat Maroko juga menggunakan sandal khasyang bernama  baboosh
Yaitu sandal yang terbuat dari kulit yang biasanya berwarna-warni atau biasanya berwarna kuning bagi laki-laki maupun perempuan. Sandal tersebut tidak memiliki hak serta berbentuk runcing didepan. 
Penampilan tidaklah lengkap tanpa adanya asesoris pendukung seperti topi. Topi bagi laki-laki Maroko juga berguna dipakai pada waktu-waktu yang special seperti pernikahan. Topi tersebut berwarna merah dan mempunyai juntaian benang ditengahnya. Topi tersebut bernama tarbouche dan biasanya berasal dari Fez.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Facebook Badge

The beginning of making this blog

Maroko atau al-Magrib (Morocco: Inggris), pada awalnya sungguh tidak pernah terpikirkan autor untuk mengunjunginya apalagi sampai menetap di negeri yang sangat asing tersebut bahkan sangat jarang terdengar oleh telinga dan sedikit pun tidak pernah terbetik di hati saya untuk mengunjunginya.

Ia terletak di benua Afrika bagian utara, berbatasan dengan negara: Spanyol di sebelah utara, Aljazair di sebelah timur, Mauritania di sebelah selatan dan di bagian sisi baratnya membentang lebar samudera Atlantik hingga ke benua Amerika. Jarak dari Indonesia sendiri ditempuh 18 jam perjalanan via airplane.

Maroko menyimpan sejuta kenangan yang hampir dipastikan tidak akan saya lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di negeri Ibnu Batouta tersebutlah penulis bertemu, menikah dan mengarungi empat tahun bahtera perkawinan. Negerinya sangat eksotik sayang untuk dilupakan begitu saja berlalu termakan waktu.

Tujuan awal penulisan blog ini adalah pengenalan dan penggalian budaya masyarakat setempat (Maroko red) serta dokumentasi perjalanan saya selama merantau di negeri tersebut. Berbekal dengan pengalaman tinggal selama empat tahun tersebut serta keinginan kuat untuk mendokumentasikan cerita-cerita unik pelengkap koleksi foto serta budaya dan tradisi masyarakat setempatlah membuat saya sedikit nekat untuk menuliskan blog pertama saya ini.

Saya memilih Judul "Untaian Cerita dari al-Magribi", untuk mendokumentasikan setiap perjalanan penulis ke daerah-daerah tertentu serta objek unik yang penulis tidak pernah jumpai dimanapun baik di Qatar, tempat bermukim penulis sebelumnya seperti sistem jual beli dan Driyal yang berlaku serta sempat membuat keki dan kelimpungan penulis.

Saya sangat mengharapkan blog ini dapat menjadi semacam buku 'pintar' yang berisi info-info singkat yang dibutuhkan orang yang ingin berkunjung ke negara tersebut juga dapat menjadi tour naratif yang deskriktif sehingga seolah-olah pembaca dapat merasakan 'aroma' Maroko serta menyelami pengalaman saya.

Banyak sekali hal-hal yang sangat layak kita ketahui tentang Maroko, bagaimana tidak Indonesia sebagai Negara Islam terbesar harus tahu tentang sejarah peradaban Andalusia yang sangat lama serta kokoh yang berada di sebagian daerah Maroko. Juga dari segi tokoh-tokoh baik ilmuwan, penjelajah dan pejuang yang mengharumkan segenap persada dunia Islam pada khususnya adalah orang Maroko. Hubungan emosional masyarakat Maroko dan Indonesia yang sangat dekat juga dirasakan penulis sebagai alasan tepat penulisan blog ini. Bagaimana tidak dahulunya proklamator kita dan raja Mohammed V berkarib dekat sampai-sampai terdapat penamaan jalan yang mengambil nama 'Jakarta', 'Bandoeng' serta 'Soekarno' begitu pula terdapat nama tempat 'Casablanca' yang sebenarnya adalah nama salah satu kota penting di Maroko.

Mungkin selama ini terbetik dalam benak kita bahwa universitas Islam yang tertua di dunia adalah Al Azhar-Cairo padahal ditilik dari sejarah ternyata universitas Al Karawiyyin di kota Fes telah berdiri kokoh 120 tahun sebelum Al Azhar serta adalah salah satu alumninya seorang pemimpin gereja katolik tertinggi Vatikan-Roma yaitu Paus Paulus Salvatore VIII!!!.

Arita Agustina Med HATTA